Minggu, 22 Agustus 2010

masalah yang membuat gw tertawa dan merasa bingung atas apa yang telah terjadi sebenarnya..?

hhmmm...

nama gw denny ristarto ,gw adalah anak k2 dari 3 bersaudara.kaka gw namanya agung risdianto dan adik gw bernama tri priyo saputro.
dahulu kala dimulai dari awal kisah tentang sakitnya adik gw,dy sqt disebabkan gara-gara pada saat bangun dari tidurnya(kondisi dalam keadaan haus)tanpa disadari dy minum sebotol minyak tanah yang berada di dalam botol(aqua).gw jg bingung knp itu bisa terjadi? saat itu nykp gw seketika membawa adik gw ke rumah sakit,sesampainya di rumah sakit yang pertama dokter menolak adik gw karena prasarananya kurang memadai.tapi nykp gw tidak tau yang di katakan dokter itu bener apa tidak? setelah itu tanpa pikir panjang nykp gw langsung jalan lagi ke rumah sakit berikutnya setelah sampai nykp gw langsung di tolak dikarenakan dokternya sedang tidak ada jadwa bertugasl.tanpa basa-basi nykp gw langsung meneruskan perjalanan ke rumah sakit lainnya yang berada cukup jauh dari rumah sakit sebelumnya.
tiba di rumah sakit itu nykp gw langsung membawa adik gw ke ruang UGD,setelah lama berjalan akhirnya adik gw bisa dirawat juga tapi perjuangan nykp gw belum selesai.masih dalam keadaan panik dan dalam proses perawatan p1 adik gw,nykp gw dikagetkan dengan suster yang menanyakan tentang uang DP administrasi.maklum lah karena pada saat itu nykp gw lagi pada style yang berbeda(seperti orang dusun karena pada saat itu nykp gw sedang mengenakan daster).disitu nykp gw marah-marah kepada susternya:
nykp gw : eh suster,sekarang gini aja gimana kalo anak suster sendiri yang lagi sakit,sangat butuh pertolongan terus suster harus ganti baju+mengambil uang tunai dahulu di ATM baru ke rumah sakit.apakah suster rela kehilangan anak suster dikarenakan anda bersolek+sibuk mengantri di ATM dahulu?
suster : saya sebagai ibu juga ikut merasakan apa yang ibu rasakan tapi saya di sini melaksanakan peraturan yang sudah diberikan "memberikan uang DP administrasi sebelum pasien itu di periksa dan dirawat" .ini sudah menjadi ketentuannya bu,saya gag bisa menolaknya
maaf..
tanpa basa basi nykp gw langsung ngomong
nykp gw : This is my husband's name card(secret name)
please you right into your administration..!
suster : oh,maaf bu atas kesalahan yang saya perbuat..! -,-
nykp gw :
if not I can sue you and this hospital..^-^
suster : tolong jangan lakukan itu bu.! atas nama segenap rumah sakit kami mengucapkan mohon maaf..
nykp gw : okokok,untuk x ini bisa di maafkan.tapi kamu harus mau janji kalo kejadian ini untuk yang pertama dan terakhir!!
camkan itu baik baik..!
suster : iya bu,saya akan berjanji..
akhirnya adik gw bisa menjalani perawatan dengan semestinya..amien

btw mank sii itu gw akuin kalo itu salah gw,karena gw sebelumnya memakai minyak tanah itu buat bakar pohon salak yang ada di rumah gw.tapi gw tidak tau kalo kejadiaanya akan seperti ini.setelah 2 minggu di rawat akhirnya adik gw sembuh juga.semenjak itulah adik gw mulai terlihat sensi terhadap gw,gw sendiri juga bingung kenapa bisa..?
hari-hari pun berlalu seiring datangnya waktu dan saat itulah adik gw semakin lama membenci gw.gw dianggap oleh dy seperti musuh,gw sudah mencoba buat baik serta peduli terhadap dy agar dy bisa mengerti apa yang gw mau dan gw rasakan.tapi hasilnya "0 besar"
gw masih saja dianggap musuh,lama kelamaan gw juga gag mau terus mengalah.akhirnya dengan berat hati gw pun ikut berpatisipasi ikut berperang dengan adik gw..
mulai dari saat itu adik gw mulai berpolitik,dan sialnya lagi dy behasil mengambil hati k2 ortu gw.saat gw berantem dengan dy akhir-akhirnya pasti selalu saja gw yang di salahkan oleh ortu gw,ortu gw tuh sering ngebelain dy.padahal jelas-jelas dy yang salah tetapi tetap masih gw saja yang selalu di salahkan.
mulai dari saat itu gw cukup tau dengan sikap adik gw serta nykp gw.akhirnya gw menyadari daripada gw yang selalu di salahkan sama ortu gw mending gw diem aja dan gw gag mau tau urusan dengan dy.tidak terasa gw dan adik gw sudah bermusuhan 5 tahun dan gw juga tidak saling bicara selama itu juga sampai saat ini..
gw bingung dan terus berpikir
apa sii yang dipikirkan ortu gw,sehingga gw selalu dibedakan..?
kenapa selalu saja dy yang lebih di sayang? kenapa selalu saja dy yang lebih di manja.? kenapa selalu saja dy yang di perhatikan.?
apa mereka tidak sayang lagi terhadap gw..???

Sabtu, 07 Agustus 2010

intravedere la vera storia delle fan the jakmania..

The jakmania merupakan salah satu kelopok suporter yang dikenal memiliki loyalitas tinggi dan kreatif dalam meberikan dukungan kepada tim kesayangannya Persija Jakarta. Hal ini dapat dilihat apabila Persija Jakarta melakukan pertandingan di Jakarta, stadion tempat berlangsungnya pertandingna selalu dipadati oleh ribuan The Jakmania. Mereka selalu meng”orenkan” stadion dengan berbagai macam atribut mereka, dari mulai baju, topi, syal hingga bendera. The Jakmania juga tidak segan-segan memberikan dukungan kepada Persija Jakarta bila tim kesayangan mereka ini bertanding diluar kota. Mereka akan datang dan menonton pertandingan tersebut demi Persija Jakarta tanpa mengenal jarak dan biaya.

Namun keberadaan The Jakmania tidak terlepas dari citra negatif, The Jakmania selalu diidentikan dengan kerusuhan oleh sebagian orang, mereka juga beranggapan bahwa The Jakmania

adalah sekumpulan perusuh yang setiap saat bisa saja membuat onar sehingga masyarakat takut apabila melihat sekumpulan The Jakmania. Faktanya memang masih ada saja oknum-oknum dari The Jakmania yang melakukan tindakan anarkis baik didalam maupun diluar stadion yang merasahkan masyarakat. Selain itu permusuhan dengan Viking, suporter Persib Bandung dan Bonekmania, suporter Pesebaya Surabaya juga menambah sisi negatif dari The Jakmania. The Jakmania sering terlibat gesekan dengan kedua supporter tersebut baik didalam maupun diluar stadion. Permusuhan dianatara mereka juga sudah mendarah daging sehingga sulit sekali untuk diselesaikan.

Memang sulit sekali untuk mengubah citra The Jakmania kearah yang lebih positif. Sudah berbagai macam cara dilakukan untuk mengubah citra mereka namun tetap saja masih ada oknum oknum The Jakmania yang masih berperilaku negatif. Diperlukan sikap kedewasaan dari setiap anggota The Jakmania agar dapat mengubah citra The Jakmania. Menjadi seorang suporter sejati bukanlah diukur dari seberapa sering mereka mendukung tim kesayangannya melainkan sikap kedewasaan yang mereka miliki, dewasa dalam mendukung tim kesayangan, dewasa dalam bersikap serta dewasa dalam perilaku. Jika setiap anggota The Jakmania sudah memiliki kedewasaan, tentunya sudah tidak ada lagi sikap anarkis yang mereka lakukan, tidak ada lagi permusuhan dengan suporter lain dan sudah pasti hasilnya adalah citra positif bagi The Jakmania. Alangkah indahnya jika masyarakat dapat dengan tenang dan santai jika bertemu dengan sekumpulan The Jakmania, alangkah indahnya jika The Jakmania bisa mendukung Persija kemanapun tanpa perlu khawatir adanya gesekan dengan suporter lain dan alangka indahnya jika The Jakmania bisa menerima suporter manapun yang datang ke Jakarta dengan tangan terbuka.

PERSIJA SAMPE MATI…!!!!

Kritik Atas Tulisan Berjudul “Persija Nyawa Gue”



Sebuah tulisan di website jakmania.org yang ditulis oleh Hasan Basri berjudul “Persija Nyawa Gue” menarik untuk disimak. Selain penuh dengan ekspresi yang menggebu-gebu, tulisan tersebut juga mencoba “mereduksi” identitas dan peran The Jakmania sebagai sebuah organisasi resmi suporter Persija, dengan mengambil contoh kasus maraknya keributan antar sesama pendukung persija yang terjadi dalam beberapa waktu yang lalu.

Mungkin maksudnya baik, ingin supaya para pendukung Persija fokus terhadap tim yang didukungnya, bukan malah memikirkan hal lain seperti tawuran dan lain sebagainya. Namun perspektif sang penulis cenderung terlalu simplistis dan ahistoris, kenapa? karena masalah gesekan antar suporter Persija tidak melulu karena egoisme satu kelompok terhadap kelompok yang lain, tidak melulu berhubungan dengan eksistensi antar satu kelompok Jakmania dengan kelompok Jakmania lain yang berbeda wilayah. Kebanyakan penyebabnya hanya masalah sepele, atau karena masalah pribadi lain yang tidak berhubungan secara langsung dengan The Jakmania.

Seperti yang kita ketahui, kelahiran The Jakmania adalah antitesa dari kegelisahan anak muda Ibukota yang sudah sedemikian rupa terkotak-kotak baik secara sosial maupun ekonomi dan nyaris tidak punya suatu hal yang bisa dibanggakan dari kota yang semakin hedonis dan individualis. Heterogenitas dalam masyarakat urban adalah suatu hal yang tidak bisa dihindari, oleh karena itu perlu diciptakan sebuah identitas bersama sebagai representasi dan simbol eksistensi diri. The Jakmania lahir untuk menyatukan elemen-elemen yang sudah terfragmentasi secara ekonomi dan sosial tadi menjadi sebuah identitas baru anak muda Jakarta. Dan Persija adalah satu-satunya kebanggaan Ibukota yang bisa dimiliki bersama, oleh sebab itu Jakmania mendeklarasikan diri sebagai organisasi resmi kelompok suporter Persija.

Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah, kalau secara historis The Jakmania adalah bagian tak terpisahkan dari Persija, kenapa dalam tulisan tersebut si penulis mencoba membuat dikotomi antara Persija dan The Jakmania dengan mengambil contoh kasus Aremania? Kalau mau jujur, antara Aremania dan The Jakmania punya latar belakang yang berbeda. Aremania lahir dalam kondisi masyarakat yang homogen, baik dari segi sosial maupun ekonomi, sehingga dengan atau tanpa organisasi suporter pun tim Arema tetap akan memperoleh dukungan yang besar dari masyarakat Malang.

Sementara The Jakmania lahir ditengah heterogenitas kaum urban, yang nyaris tidak punya kebanggaan apapun terhadap kota yang ditinggalinya. Dan identitas menjadi hal yang penting di sini, untuk menunjukkan eksistensi dan simbol representasi diri. The Jakmania kemudian mengidentifikasikan dirinya sebagai organisasi resmi kelompok suporter Persija, dan sudah menjadi aksioma kalau The Jakmania itu PASTI Persija, karena keduanya saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan. The Jakmania sebagai sebuah organisasi dengan beragam bidang yang ada di dalamnya pun melakukan fungsi konsolidasi, aktualisasi, sosialisasi, advokasi, dan reunifikasi fragmentasi heterogenitas kaum urban tadi, sesuatu yang mungkin tidak dilakukan oleh Aremania.

Jadi tidak ada yang salah dengan banyaknya logo, gambar, tulisan atau apapun yang berbunyi “The Jakmania.” Karena orang-orang pun tahu kalau yang memakai kata tersebut di kaos, stiker, topi, kemeja, tas, dan lain-lain yang mereka kenakan adalah PASTI pendukung Persija. Yang tahu akan sejarah pasti tidak akan membuat diferensiasi antar keduanya, karena The Jakmania hanyalah sebuah identitas dari sebuah kebanggaan akan tim sepakbola Ibukota bernama PERSIJA JAKARTA. Dan ketika berada di luar kota atau luar daerah, kita boleh berbangga akan menyebut diri sebagai Jakmania, karena Jakmania ada untuk Persija!

Kamis, 05 Agustus 2010

(This story of a specially my dear lover)


FORGIVE ME BABY, I do not mean to disappoint you ..
I hate it if I'm in the same street with whom my beloved. moreover he gets cornered me to go with him. not that I do not like to travel but I have bad memories of traveling with a girlfriend.
I'm sorry if I have to disappoint you, I really was not willing and I want to really go with you. I just remembered about the past memories ..
I know you'd love to go with me but sorry this present moment I can not, another time ..
I'm sorry to disappoint you dear__



This poem describes the content of hearts I actually told you:


When it was silent ..

When pine shoots rooted shoots dumb

Bringing my soul to wander ...

Up to penetrate the boundaries of seagrass me


Here ... ... ..

Still I keep a million secrets for you

At the corner of the heart, where unrest hade melancholy

Till weary hearts accompany my loneliness ..


Whether ....

Can this heart still hiding

And your face pale line drawing lines

Among the secret ... which makes it difficult to me.

Or just let the wind erase secrets


Maybe ..

I'll keep waiting

Until You Understand ... ... here .... !

Selasa, 03 Agustus 2010

perseteruan antara the jakmania vs viking


info seputar THE JAKMANIA vs VIKING:
(info from friends that are based on facts that occurred)


Perseteruan antar suporter Persija dan Persib sudah berlangsung lama, tepatnya sejak tahun 2000 yaitu bertepatan dengan Liga Indonesia 6 berlangsung. Di putaran 1 sekitar 6 buah bis suporter Persib datang ke Lebak Bulus dan masuk ke Tribun Timur. Mereka terdiri dari banyak unit suporter seperti Balad Persib, Jurig, Stone Lovers, ABCD, Viking dll. Saat itu yang terbesar masih Balad Persib. Meski sempat nyaris terjadi gesekan dengan the Jakmania, tapi alhamdulilah tidak terjadi bentrokan yang lebih luas. Justru suporter Persib bergerak ke arah the Jakmania tuk berjabat tangan. Gw inget banget yel mereka waktu itu : “ABCD … Anak Bandung Cinta Damai”. Selesai pertandingan suporter Persib juga didampingi the Jakmania menuju bus mereka. The Jakmania mengikuti dengan menyanyikan lagu Halo Halo Bandung.

Penerimaan the Jakmania membuat Viking berniat tuk mengundang datang ke Bandung saat putaran 2. Dialog berlangsung lancar karena seorang Pengurus the Jakmania yang bernama Erwan rajin ke Bandung tuk bikin kaos. Hubungan Erwan dengan Ayi Beutik juga konon akrab banget sampe2 Erwan pernah cerita kalo dia suka sama adiknya Ayi Beutik. Melalui Erwan jugalah Viking menyatakan keinginannya tuk mengundang dan menyambut the Jakmania di Bandung meski mereka sendiri masih khawatir dengan sikap bobotoh yang lain.

The Jakmania saat itu belum sebesar sekarang. Yang nonton di Lebak Bulus aja cuma di sisi Selatan tribun Timur. Jadi bersebelahan dengan Viking. Nah ajakan Viking itu langsung kita bahas, dan kita memang sudah punya niat tuk melakoni partai tandang. Dibentuklah kemudian perencanaan, salah satunya dengan mengutus Sekum dan Bendahara Umum the Jakmania saat itu yaitu Sdr Faisal dan Sdr Danang. Mereka ditugaskan tuk melobi Panpel Persib dari mulai masalah tiket hingga tribun the Jakmania. Kebetulan Danang lagi kuliah di Bandung sehingga tempat kosnya jadi tempat kumpulnya the Jakers disana. Selain mereka berdua memang adalagi yang menawarkan diri tuk bantu seperti Sdr Budi Rawa Belong.

Jujur gw katakan kita memang belum pengalaman mengkoordinasikan anggota tuk nonton tandang. Tapi yang menjadi masalah justru bukan di koordinator tapi di anggota. Banyak anggota yang bandel daftar pada hari H nya. Jumlah yang tadinya cuma 400 orang berkembang menjadi 1000 orang lebih! Bayangin gimana repotnya kita nyari bis tuk ngangkut segitu banyak orang. Akibatnya kita berangkat baru jam 12 siang! Itu juga terpecah menjadi 3 rombongan. Satu bis berangkat lebih dulu karena akan ganti ban. Disusul 4 bus kemudian. Dan terakhir termasuk gw berangkat dengan 4 bus tambahan.
Keberangkatan kita sendiri juga masih diliputi keraguan apakah dapat tiket atau tidak. Tim Advance yang diutus mendapatkan kesulitan mencari tiket. 4 hari sebelum pertandingan terjadi kerusuhan di stadion Siliwangi akibat distribusi tiket yang kurang lancar. Ada seorang Vikers yang menganjurkan the Jak tuk hadir di acara khusus pertemuan tim dengan suporternya. Faisal, Danang dan Budi ambil keputusan tuk hadir di acara itu. Disana mereka sempat bertemu Walikota Bandung, Kapolres, Ketua Panpel dan Ketua Keamanan. Mereka semua menjamin bahwa the Jakmania akan bisa masuk dan tiket akan disiapkan khusus. Paling tidak itulah info yang gw dapet dari tim Advance.

1 bis pertama tiba di Stadion Siliwangi. Viking siap menyambut dan mempersilahkan masuk ke stadion, padahal tiket belum di tangan. Sayang hal yang dikhawatirkan Viking terbukti. Perlahan tapi makin lama makin banyak datanglah bobotoh nyamperin the Jak dengan sikap yang tidak simpatik. Melihat gelagat buruk ini Viking minta the Jak tuk keluar dulu ke stadion sambil menunggu rombongan berikut. Sembari menunggu, beberapa rekan ada yang melaksanakan sholat ashar dulu. Ketika selesai sholat, mulailah terjadi hal2 yang tidak diinginkan. Rekan2 kita mendapatkan pukulan disana sini dengan menggunakan kayu. Salah satunya (gw lupa namanya) tersungkur berlumuran darah yang keluar dari kepalanya. Melihat situasi ini the Jakmania kembali diungsikan menjauh dari stadion.

Rombongan besar 8 buah bis akhirnya tiba juga. Tapi karena terlambat, stadion Siliwangi sudah penuh sesak. Lagipula kita tetap tidak berhasil mendapatkan tiket. Panpel memang kelihatan salah tingkah dan berusaha mengumpulkan dari calo2 yang masih beredar di sekitar stadion, namun jumlahnya juga tidak memadai hanya 300 lembar. Sementara bobotoh yang masih berada di luar juga mulai melakukan serangan terhadap the Jakmania. Gw sempet coba menenangkan dan cekcok dengan seorang bobotoh yang ngambil dengan paksa kacamata anggota kita. Bobotoh itu bilang kalo dia kesal sama anak Jakarta karena mereka juga diperlakukan dengan tidak simpatik di Jakarta ketika menyaksikan pertandingan Persijatim vs Persib di Lebak Bulus. Mereka tidak mau tau kalo Persijatim tu beda dengan Persija. Seingat gw kejadian ini sempat direkam foto oleh wartawan dari Tabloid GO dan terpampang jelas esoknya di media tersebut. Dan kalo ga salah yang nyerang kita tu pake kaos Stone Lovers dan Persib. Mungkin ada juga yang laen karena gw dah lupa dan kurang jelas.

Gw lalu ngambil inisiatif tuk nyari rombongan pertama yang dateng duluan dan mengajak mereka tuk gabung ke rombongan besar. Disana gw minta maaf ke semua anggota karena gagal membawa rombongan sampai masuk ke stadion. Di situ dari Panpel juga sempat minta maaf. Namun kondisi ini tidak bisa diterima oleh seluruh rombongan, bahkan mereka juga tidak mau berjabat tangan dengan 3 orang Viking yang masih setia mengawal meski pertandingan sudah berlangsung.

Ketika rombongan hendak pulang, tiba2 kita diserang lagi oleh bobotoh yang masih nunggu di luar stadion. Kondisi ini jelas tidak bisa diterima. Sudah ga bisa masuk masih juga diserang. Akhirnya kita balas perlakuan mereka. Jumlah bobotoh di luar stadion masih ratusan sehingga terjadilah bentrokan yang mengakibatkan pecahnya kaca2 mobil akibat terkena lemparan dari kedua kubu. Ketika polisi datang, keributan mereda dan the Jakmania mulai beranjak pulang. Sempat pula terjadi bentrok beberapa kali ketika rombongan berpapasan dengan bobotoh yang pulang karena tidak kebagian tiket.

Beberapa waktu kemudian ketika Tim Nasional akan bertanding di Senayan, Viking Jakarta berniat datang. Gw melihat gelagat kurang baik jadi gw minta mereka tuk selalu jalan berdampingan dengan gw. Ketika pertandingan selesai, ada sedikit cekcok antara beberapa orang the Jakmania dengan pendukung PSIS Panser Biru Jakarta. Gw kemudian meminta Sdr Aceng tuk ngawal Panser Biru hingga mereka pulang. Ketika gw hendak kembali ke rombongan Viking, ternyata mereka sudah diserang oleh sekelompok the Jakmania. Buru2 gw lari kesana dan ngambil lagi syal Persib yang sudah diambil. Viking gw kawal trus dibantu seorang anggota dari Tanjung Duren. Di depan, seorang anggota Viking yang mengalami serangan jantung dibawa naik taksi tuk pulang. Sisanya gw temenin sampe Polda Metro Jaya. Kalo ga salah ada Viking Depok yang namanya Rusdi. Sebetulnya menurut gw serangan the Jak saat itu tidak separah ketika kejadian di Bandung. Toh tidak ada satupun anak Viking yang cedera. Cuma sayang ternyata di antara mereka ada juga yang berasal dari Bandung dan entah apa yang mereka ceritakan disana, Viking langsung membalas ketika kita bertandang ke Cimahi melawan Persikab Kabupaten Bandung.

The Jakmania awalnya bebas bernyanyi dan memberikan dukungan ke Persija. Tapi Viking yang awalnya berada di seberang tribun kita mulai bergerak menghampiri tanpa ada satupun usaha pencegahan dari Panpel. Ketika dekat mereka langsung meneriakkan kata2 penuh kebencian disertai lemparan benda2 keras dan botol ke arah kita. Salah satunya mengenai Sdri Temi yang langsung jatuh pingsan. Gw coba menelpon Sdr Heru Joko Ketua Umum Viking tuk minta bantuan menghalau anggotanya. Heru saat itu bilang kalo dia masih di perjalanan tapi akan segera datang. Belakangan gw dapat kabar dari seorang wartawan kalo Heru ternyata sudah tiba sejak awal pertandingan …..???!!! Ketika pertandingan usai, Panpel meminta the Jakmania bertahan dulu di tengah lapangan hingga suasana aman.

The Jakmania kemudian keluar stadion dengan pengawalan ketat. Diluar kita diangkut dengan truk polisi dan panser menuju jalan tol dimana bus2 kita sudah menunggu. Sampai disana kita mendapati bus kita dalam kondisi hancur berat. Salah seorang anggota yang usianya mencapai 70 tahun lebih ternyata sudah berada di dalam bis ketika penyerangan berlangsung. Dia jadi saksi bagaimana seluruh tas dan perbekalan diambil oleh Viking yang tidak bertanggung jawab tersebut. Gw langsung telpon lagi Heru Joko tuk protes keras kenapa dia tidak berusaha meredam amarah anggotanya dan kenapa dia berbohong mengatakan kalo dia belum tiba di stadion. Tidak ada penjelasan apapun yang memuaskan hati gw. Dan mulai saat itu gw pikir sangat sulit tuk berharap hubungan membaik bila pimpinan tidak berusaha tuk meredam api permusuhan ini.

Sejak saat itulah api dendam dan permusuhan terus berkobar di kedua belah pihak. Puncaknya di acara Kuis Siapa Berani di Indosiar. Acara ini diprakarsai oleh Sigit Nugroho wartawan Bola yang terpilih menjadi Ketua Asosiasi Suporter Seluruh Indonesia. Waktu itu Sigit sempat telpon gw dan minta supaya the Jak yang dateng jangan banyak2 tuk menghindari bentrokan. Gw tunjuk 20 orang peserta dab 3 orang cadangan sesuai permintaan Indosiar, plus 1 orang lagi bagian dokumentasi. Mereka cuma gw ijinin pake 3 buah mobil pribadi, karena kalo gw nyewa bis nanti banyak yang ngikut. Gw sendiri ga ikut acara itu karena harus kerja.

Sayang bentrokan ternyata ga bisa dihindari. Bukan gw memihak tapi faktanya memang Viking yang mulai. Mereka neriakin yel2 “Jakarta Banjir” yang dibales juga oleh the Jak. Suasana memanas hingga akhirnya terjadi benturan fisik. Ketika ditelpon gw langsung menuju Indosiar pake taksi. Sampe disana sebagian the Jakmania sudah diluar Indosiar, di dalam gw liat 6 orang the Jak sedang berselisih dengan Viking. Melihat hal yang tidak sebanding ini gw langsung mendesak ke arah Viking tanpa gw tau siapa yang gw serang itu. Sebelumnya gw nyamperin dulu Aremania dan Pasopati yang hadir disana. Yang gw heran kenapa Viking hadir disana dalam jumlah yang cukup besar, 2 bis berisi 74 orang.

Letak Indosiar di Jakarta, jadi ga heran pelan2 berdatanganlah para suporter Persija kesana. Suasana sudah tidak terkendali dan atas inisiatif Polisi dan Indosiar, Viking langsung diungsikan dengan menggunakan truk Polisi. Namun kejadian ini ternyata dah menyebar luas kemana-mana hingga akhirnya terjadilah penyerangan terhadap rombongan Viking di tol Kebon Jeruk.

Setelah kejadian itu gw beberapa kali mendapat panggilan dari pihak kepolisian. Saat itu gw membantah kalo terjadi penyerangan yang memang dikoordinir oleh the Jakmania. Juga gw bantah kalo terjadi perampokan. Gw juga heran gimana Viking menyatakan klo hadiah menang kuis dirampok the Jak padahal hadiah itu kan belum diserahkan pihak Indosiar. Hadiah untuk the Jak pun sampe sekarang ga kita terima. Saat itulah nama the Jakmania menjadi buruk. Di mata media the Jakmania tidak menerima kalah sehingga menyerang. Opini sudah terbentuk dan masyarakat di Bandung juga ikutan menghujat, sementara di Jakarta menyayangkan.

Ya sudahlah. Biarin orang ngomong apa, tapi ga menyurutkan kebanggaan gw terhadap Persija dan the Jakmania apapun kondisinya. Paling tidak di mata gw sekarang Viking cuma bisa bekoar nantang tapi ketika kalah mereka malah ngadu ke polisi. Sesuatu yang dimata gw sangat tidak suporter.

Semenjak terjadi permusuhan dengan the Jakmania, apalagi setelah kejadian Indosiar, Viking berkembang pesat menjadi suporter yang dominan di Bandung. Mereka terus menebarkan kebencian ke the Jak dengan mengeluarkan kaos2 dan lagu2 yang bersifat menghujat the Jak. Reaksi anggota the Jakmania juga heboh. Mereka rame2 bikin kaos yang balas menghujat viking. Tapi semua ga ada yang jadi karena gw melarang seorangpun tuk bikin kaos yang bertuliskan viking/persib meski dalam bentuk hujatanpun. Bagi gw tulisan yang pantas berada di kaos suporter Persija hanyalah PERSIJA dan THE JAKMANIA.

Cuma akhirnya gw nyerah juga, biar gimana gw ga mungkin ngelawan arus trus. Ini terjadi ketika Ismed Sofyan diserang sama Viking di Bandung ketika uji lapangan. Kondisi kaya gini dah ga bisa gw terima. Sejak itulah bertubi-tubi keluar desain2 dan yel-yel serta lagu menghujat mereka. Cuma tetep ada bedanya the Jak sama Viking. Kalo the Jak nyanyi hujatan hanya saat pertandingan melawan Persib, tapi klo Viking sepertinya hendak melakukan propaganda kepada anggotanya dan masyarakat bola. Mereka terus melakukan hujatan meski saat itu Persib tanding melawan tim lain.

Sikap ini justru malah mengobarkan api kebencian suporter Persija terhadap Viking. Sehingga the Jakers banyak yang benci mereka bukan karena tau kejadian awalnya, tapi karena mereka ga suka dikata-katain terus. Belakangan Komisi Disiplin mengeluarkan larangan akan hal-hal seperti ini. Terlambat! Dan penerapannya juga ga konsisten, masih banyak yang tetap melakukannya, bukan hanya Viking atau the Jakmania tapi hampir di semua stadion di Indonesia.

Sebetulnya ada juga pihak2 yang mengusahakan perdamaian. Panpel Persib pernah berinisiatif mempertemukan the Jakmania dan Viking di Bandung. Gw sendiri hadir saat itu bersama 2 orang lagi, Heru Joko hadir bersama 3 orang temannya, Panpel Persib dan Manajer Persija saat itu Bpk IGK Manila. Tapi pertemuan tersebut buntu karena tidak ada niat dari Heru Joko tuk berdamai.

Perseteruan makin melebar. Semakin banyak Viking yang masuk ke website the Jakmania dan menebarkan virus kebencian … semakin banyak dan besarlah kebencian the Jakers ke mereka. Bahkan Panglima Viking Ayi Beutik sempat mengeluarkan pernyataan tuk menjaga kelestarian permusuhan ini seperti Barcelona dan Real Madrid.

Gw sih sebetulnya dah masa bodo dengan hal ini. Konsentrasi gw sekarang kan di tim, dan the Jakmania sudah punya pengurus yang baru. Tapi gw juga ga bisa tinggal diam bila permusuhan ini merembet ke tim masing2. Setelah beberapa kali mendapat perlakuan buruk tiap bermain di Bandung, akhirnya the Jak melakukan pembalasan pada bis Persib di Lebak Bulus. Jujur, gw tidak setuju dengan cara seperti ini, meski gw juga tidak menyalahkan. Seminggu sebelumnya gw dah bilang di forum the Jakmania di sekretariat Lebak Bulus, kalo Heru Joko ketua Viking, ikut bantu mengamankan bis Persija di Bandung. Ia bahkan berada langsung dalam bis Persija. Tapi masa disana memang sudah sulit terkendali bahkan oleh ketuanya sekalipun. Apa boleh buat? The Jakmania sudah melaksanakan pelampiasan dendamnya, sayangnya dengan melakukan tindakan yang sebelumnya mereka cela.

Sekarang permusuhan the Jakmania kontra Viking menjadi warna tersendiri bagi sepakbola Indonesia. Seorang sutradara tertarik menjadikan perseteruan ini sebagai inspirasi dalam filmnya yang berjudul ROMEO & JULIET. Lucunya di tengah perseteruan, mereka justru kompak untuk menolak film ini dengan alasannya masing2. Bedanya di Bandung .. Ketua Viking dengan didukung anggotanya membuktikan ucapannya dengan menggagalkan pemutaran film ini. Sementara di Jakarta justru sebaliknya, meski pimpinan menyatakan akan menuntut tapi toh hampir semua bioskop2 di jabodetabek dipenuhi oleh orang oren yang memang sudah ga sabar menanti film ini diputar.

Nah, itulah kisah panjang tentang permusuhan 2 kelompok suporter besar di Indonesia, paling engga dari kacamata gw. Tulisan ini dibuat atas permintaan seorang bobotoh yang penasaran dengan sebab musabab permusuhan tersebut. Gw juga ga suka dengan orang yang berkomentar sinis baik terhadap the Jakmania maupun Viking. Mereka itu tidak tau apa2, bisanya cuma menghakimi aje. Ada hak apa mereka menghujat? Liat dulu kisahnya baru mereka akan berpikir dan bantu mencarikan solusi.

Klo lu tanya ke gw, masih ada ga kemungkinan damai? Jawabanya ‘bomat” alias bodo amat. Ngapain mikirin? Bagi gw damai tu bukan kata benda, tapi kata kerja. Jadi ga usah banyak ngomong deh, yang penting buktiin. Lebih baik mikirin KOMITMEN masing2 aje, lebih cinta mana kita sama PERSIJA atau sama PERMUSUHAN DENGAN VIKING?