Ruang Lingkup Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
a.
Pengertian
Dan Ruang Lingkup SIA
Sistem informasi akuntansi
adalah sekumpulan sumberdaya yang diatur untuk mengubah data transaksi keuangan
menjadi informasi keuangan (akuntansi). Produktivitas perusahaan dapat
ditingkatkan dengan sistem informasi akuntansi yang baik.
Masalah yang dihadapi beberapa PDAM saat ini adalah belum adanya
aplikasi terintegrasi yang meliputi billing system, pencatatan piutang,
persediaan, aktiva tetap, dan akuntansi. Billing system dan pencatatan piutang
yang ada pada beberapa PDAM hanya berupa rekaman data tagihan pelanggan dalam
bentuk file data saja (back end) dan aplikasi yang ada sebagian besar masih
berbasis DOS sehingga pengolahan data untuk menghasilkan informasi yang
dibutuhkan dilakukan secara manual dan memerlukan waktu yang lama. Beberapa
PDAM lainnya memang sudah memiliki aplikasi sistem informasi akuntansi namun
aplikasi tersebut saat ini belum terhubung dengan subsistem lainnya semisal
billing, inventory dan fixed asset.
Ruang Lingkup :
1. Ruang lingkup Implementasi aplikasi Sikompak pada Bagian Akuntansi/Pembukuan
meliputi pencatatan dan pengolahan data atas transaksi keuangan yang meliputi
penjurnalan, posting hingga menghasilkan laporan keuangan perusahaan (General
Ledger System).
2. Ruang lingkup Sistem
Informasi Aktiva Tetap dan Persediaan terdiri dari mutasi penambahan dan
pengurangan pada aktiva tetap dan persediaan serta perhitungan penyusutan dan
nilai buku aktiva tetap.
3. Ruang Lingkup implementasi
Billing System yang telah terkomputerisasi terdiri dari beberapa sub-sistem
antara lain sub-sistem penyambungan baru, sub-sistem administrasi rekening,
sub-sistem pelayanan pelanggan (customer service) dan sub-sistem penagihan dan
penerimaan kas.
Sumber : http://ekodelongejulianto.blogspot.com/2012/10/ruang-lingkup-sistem-informasi-akuntansi.html
b. Peranan SIA Dalam Rantai Nilai
Pada umumnya
organisasi bertujuan menyediakan nilai untuk pelanggan. Hal tsb membutuhkan
pelaksanaan berbagai kegiatan yang berbeda-beda, dan dapat dikonseptualisasikan
dalam bentuk rantai nilai (value chain). Rantai nilai organisasi terdiri dari
lima aktivitas utama (primary activities) yang secara langsung memberikan nilai
kepada para pelanggannya, yaitu:
1. Inbound logistics terdiri dari
penerimaan, penyimpanan, dan distribusi bahan-bahan masukan yang digunakan oleh
organisasi untuk menghasilkan produk dan jasa yang dijualnya.
2. Operasi (operations) adalah
aktivitas-aktivitas yang mengubah masukan menjadi jasa atau produk yang sudah
jadi.
3. Outbond logistics adalah aktivitas-aktivitas yang melibatkan distribusi
produk yang sudah jadi ke para pelanggan.
4. Pemasaran dan penjualan mengarah pada aktivitas-aktivitas yang berhubungan
dengan membantu para pelanggan untuk membeli jasa atau produk yang dihasilkan
organisasi.
5. Pelayanan (service) memberikan
dukungan pelayanan purna jual kepada para pelanggan.
Organisasi juga melaksanakan
berbagai aktivitas pendukung (support activities) yang memungkinkan kelima
aktivitas utama tersebut dilaksanakan secara efisien dan efektif.
Aktivitas-aktivitas pendukung tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat
kategori, yaitu:
1. Infrastruktur perusahaan mengarah pada aktivitas-aktivitas akuntansi,
keuangan, hukum, dan administrasi umum yang penting bagi sebuah organisasi
untuk beroperasi. SIA adalah bagian dari infrastruktur perusahaan.
2. Sumber daya manusia melibatkan aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan
perekrutan, pengontrakan, pelatihan, dan pemberian kompensasi dan keuntungan
bagi pegawai.
3. Teknologi merupakan aktivitas yang meningkatkan produk atau jasa. Contoh:
penelitian dan pengembangan, investasi dalam teknologi informasi yang baru,
pengembangan Website, dan desain produk.
4. Pembelian (purchasing) termasuk seluruh aktivitas yang melibatkan perolehan
bahan mentah, suplai, mesin, dan bangunan yang digunakan untuk melaksanakan
aktivitas-aktivitas utama.
BAGAIMANA SIA DAPAT MENAMBAH NILAI BAGI ORGANISASI Model rantai nilai
menunjukkan bahwa SIA adalah aktivitas pendukung. SIA dapat menambah nilai bagi
organisasi dengan cara memberikan informasi yang akurat dan tepat waktu, agar
kelima aktivitas utama rantai nilai dapat dilaksanakan dengan lebih efektif dan
efisien. SIA yang dirancang dengan baik dapat melakukan hal ini dengan cara:
1. memperbaiki kualitas dan mengurangi biaya untuk menghasilkan produk atau
jasa.
2. memperbaiki efisiensi. SIA yang dirancang dengan baik dapat membantu
memperbaiki efisiensi jalannya suatu proses dengan memberikan informasi yang
lebih tepat waktu.
3. memperbaiki pengambilan keputusan. SIA dapat memperbaiki pengambilan
keputusan dengan memberikan informasi dengan tepat waktu.
4. berbagi pengetahuan. SIA yang dirancang dengan baik bisa mempermudah proses
berbagi pengetahuan dan keahlian, yang selanjutnya dapat memperbaiki proses
operasi perusahaan, dan bahkan memberikan keunggulan kompetitif.
SIA yang dirancang dengan baik juga dapat membantu meningkatkan laba organisasi
dengan memperbaiki efisiensi dan efektivitas rantai persediaannya. Contoh:
dengan mengijinkan para pelanggan secara langsung mengakses sistem persediaan
dan order penjualan milik perusahaan, biaya aktivitas penjualan dan pemasaran
dapat dikurangi. Selanjutnya, apabila akses seperti itu mengurangi biaya yang
ditanggung para pelanggan dan waktu pemesanan, baik tingkat penjualan dan
perolehan pelanggan akan meningkat. Tentu saja, dengan membuat sistem informasi
antar-organisasi seperti itu akan menimbulkan kekhawatiran baru mengenai sistem
pengendalian yang harus dibicarakan. Hal ini juga membutuhkan peningkatan
keandalan dan keakuratan data SIA. DATA DAN INFORMASI Data mengarah pada
fakta-fakta yang kita kumpulkan, simpan dan proses dengan sistem informasi.
Terdapat 3 jenis data yang perlu dikumpulkan untuk aktivitas apa pun, yaitu:
fakta-fakta tentang kejadian itu sendiri (contoh yang berkaitan dengan kejadian
penjualan, seperti tanggal penjualan; jumlah total penjualan), sumber daya yang
dipengaruhi oleh kejadian tersebut (contoh yang berkaitan dengan sumber daya
yang dijual, seperti identitas barang atau jasa, jumlah yang dijual, harga per
unit), dan para pelaku yang terlibat dalam kejadian tersebut (contoh yang
berkaitan dengan para pelaku yang terlibat di dalam penjualan, seperti
identitas pelanggan, dan penjual produk). Setelah data dikumpulkan, merupakan
tugas SIA untuk mengubah berbagai fakta tersebut agar dapat digunakan untuk
membuat keputusan. Jadi, informasi adalah data yang telah diatur dan diproses
untuk memberikan arti. SIA dan STRATEGI KORPORAT • Strategi dan Posisi
Strategis Ada 2 strategi dasar bisnis yang dapat diikuti oleh perusahaan,
berdasarkan argumentasi seorang professor bisnis di Harvard, Michael Porter.
yaitu :
1. Strategi diferensiasi produk memerlukan penambahan beberapa fitur atau
pelayanan atas produk Anda yang tidak diberikan oleh para pesaing. Dengan
melakukan hal ini, perusahaan akan dapat menetapkan harga premium ke para
pelanggannya.
2. Strategi biaya rendah (low-cost) memerlukan perjuangan untuk menjadi
penghasil suatu produk atau jasa yang paling efisien. Kadang-kadang, sebuah
perusahaan dapat berhasil baik dalam menghasilkan produk yang lebih baik dari
para pesaingnya dengan biaya yang lebih rendah dari biaya rata-rata untuk
industri tersebut. Akan tetapi, biasanya perusahaan harus memilih di antara
kedua strategi tersebut. Apabila mereka berkonsentrasi untuk menjadi penghasil
produk yang biayanya paling rendah, mereka harus melepas beberapa keistimewaan
penambah nilai yang mungkin membedakan produk mereka dengan produk lainnya.
Apabila mereka berfokus pada diferensiasi produk, mereka tampaknya tidak akan
memiliki biaya yang paling rendah dalam industri mereka. Jadi, strategi bisnis
melibatkan pemilihan. Porter menggambarkan 3 posisi strategi dasar, yaitu :
1. Posisi strategis berdasar keanekaragaman (variety-based) melibatkan produksi
atau penyediaan sebagian dari produk atau jasa dalam industri tertentu. Contoh:
Jiffy Lube International adalah perusahaan yang mengadopsi posisi strategis
berdasar keanekaragaman, dimana perusahaan tersebut tidak menyediakan jasa
perbaikan mobil yang beranekaragam, tetapi mereka berfokus pada jasa ganti oli
dan pelumas.
2. Posisi strategis berdasar kebutuhan (needs-based) melibatkan usaha untuk
melayani hampir seluruh kebutuhan dari kelompok pelanggan tertentu. Termasuk
didalamnya adalah mengidentifikasi target pasar. Sebagai contoh : sebuah
perusahaan yang memfokuskan pada para pensiunan.
3. Posisi strategis berdasar akses (access-based) melibatkan sebagian pelanggan
yang berbeda dari pelanggan lainnya dalam hal faktor-faktor seperti lokasi
geografis atau ukuran. Hal ini menimbulkan perbedaan kebutuhan dalam melayani
para pelanggan tersebut. Contoh : Perusahaan Edward Jones mengadopsi posisi
strategis berdasar akses, dimana kantor pialang sahamnya sebagan besar terletak
di kota-kota kecil yang tidak dilayani oleh kantor pialang lainnya yang lebih
besar. Memilih sebuah posisi strategis adalah hal yang penting karena hal
tersebut memungkinkan perusahaan untuk memfokuskan usaha-usahanya atau
akibatnya perusahaan berisiko mencoba menjadi segalanya untuk semua orang.
Sumber
: http://kazovanajah.blogspot.com/2011/09/peran-sistem-informasi-akuntansi-dalam.html
c. Siklus Pencatatan Akuntansi
PENGERTIAN SIKLUS AKUNTANSI
Akuntansi pada dasarnya
terdiri dari tiga proses aktivitas, yaitu : mengidentifikasi, mencatat dan mengkomunikasikan kejadian ekonomi
dari sebuah organisasi atau perusahaan. Proses pertama adalah identifikasi,
yaitu aktivitas memilih kegiatan yang termasuk kegiatan ekonomi. Proses kedua
adalah pencatatan, yaitu semua kejadian ekonomi tersebut dicatat untuk
menyediakan sejarah dari kegiatan keuangan dari organisasi tersebut. Proses
ketiga adalah komunikasi, yaitu informasi yang telah didapat dari identifikasi
dan pencatatan tidak akan berguna bila tidak dikomunikasikan, informasi ini
dikomunikasikan melalui persiapan dan distribusi dari laporan akuntansi, yang
paling umum disebut laporan keuangan.
Siklus Akuntansi adalah
kegiatan bertahap yang harus di lalui dalam proses akuntansi yang
berjalan terus menerus dan berulang.
Siklus Akuntansi dapat dibagi menjadi beberapa
tahapan :
1. Analisis
Transaksi
2. Jurnal
3. Posting
jurnal ke buku besar
4. Neraca Saldo
5. Jurnal
Penyesuaian
6. Neraca Lajur
7. Jurnal
Penutup
8. Penyusunan
Laporan Keuangan
9. Neraca Saldo
Setelah Penutupan
10. Jurnal Balik
Dalam akuntansi, Jurnal adalah suatu buku di mana transaksi-transaksi bisnis
dicatat secara kronologis pada prosedur pembukuan sebelum dimasukkan ke dalam
buku besar
1. Jurnal Umum
Bentuk atau format buku jurnal sebagai tempat mencatat
transaksi pada setiap perusahaan berbeda satu dengan yang lainnya. Standar
Jurnal Umum terdiri dari kolom-kolom sebagai berikut :
Contoh Jurnal Umum :
Tanggal
|
Keterangan/Akun
|
Ref
|
Debet
|
Kredit
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Keterangan :
Kolom
Tanggal
|
diisi
tanggal terjadinya transaksi secara kronologis (menurut urutan waktu)
|
Kolom
Keterangan
|
diisi
dengan nama akun yang harus di debet dan akun yang harud di kredit akibat
terjadinya transaksi. Akun yang harus di debet ditulis lebih dahulu,
jumlahnya ditulis di kolom debet. Akun yang harus di kredit biasanya ditulis
agak ke kanan pada baris berikutnya, jumlah ditulis di kolom kredit.
Keterangan singkat ditulis dibawahnya.
|
Kolom
referensi (Ref)
|
diisi
nomor kode akun buku besar sebagai tempat pemindahbukuan data yang
bersangkutan. Kolom ini diisi pada saat data pos jurnal yang bersangkutan
dipindahkan (posting) ke buku besar.
|
Kolom
Debit/ Kredit
|
diisi
dengan sejumlah nilai/angka yang di debit atau di Kredit sesuai dengan transaksi
yang terjadi
|
2. Jurnal khusus
Dipergunakan untuk mencatat transaksi-transaksi secara spesifik berdasarkan
jenis, sesuai kebutuhan perusahaan. Jenis jurnal khusus yang sering
dipergunakan adalah:
a. Jurnal penjualan (Sales Journal)
Berfungsi sebagai tempat mencatat transaksi penjualan barang dagangan yang
dilakukan secara kredit.
Contoh Jurnal Penjualan
Dalam perusahaan yang memerlukan data mengenai hutang
PPN tiap terjadi transaksi penjualan, buku jurnal penjual bisa dibuat dalam
bentuk sebagai berikut :
Contoh Jurnal Penjualan dengan memperhitungkan PPN :
Tgl
|
Nomor Faktur
|
Nama Debitor
|
Ref
|
DEBET
|
KREDIT
|
Piutang Dagang
|
PPN Keluaran
|
Penjualan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
b. Jurnal penerimaan kas (Cash Receives Journal)
Berfungsi sebagai tempat mencatat semua transaksi penerimaan kas.
c. Jurnal pengeluaran kas (Cash Payments Journal)
Berfungsi sebagai tempat mencatat semua transaksi pengeluaran kas.
Yang dimaksud dengan kas dalam pengertian tersebut adalah :
·
Uang tunai yang ada di perusahaan (cash on hand)
·
Uang perusahaan yang disimpan di bank dalam bentuk
giro yang sewaktu-waktu dapat diambil (cash in bank)
Oleh karena itu pengeluaran kas meliputi pembayaran
dengan uang tunai dan pembayaran dengan menggunakan cek atau bilyet giro. Untuk
kepentingan pengawasan kas, semua penerimaan kas biasanya disetorkan ke bank
sehingga pengeluaran kas harus menggunakan cek atau bilyet giro.
Bentuk atau kolom-kolom jurnal pengeluaran kas
disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan dengan memperhatikan volume dan sifat
transaksi yang biasa terjadi dalam perusahaan. Misalnya dalam perusahaan yang
sering melakukan transaksi pembelian kre'dit sehingga sering melakukan
transaksi pembayaran hutang, dalam jurnal pengeluaran kas harus disediakan
kolom khusus untuk akun utang dagang. Demikian pula dalam perusahaan yang
sering melakukari pembelian perlengkapan kantor, harus disediakan kolom khusus
untuk akun perlengkapan kantor, dsb.
d.
Jurnal Pembelian (Purchases Journal)
Jurnal pembelian berfungsi sebagai tempat mencatat transaksi pembelian barang
yang dilakukan secara kredit. Buktj. transaksi yang menjadi sumber pencatatan
dalam jurnal pembelian adalah faktur yang diterima dari pihak lain (faktur
pembelian). Pemindahbukuan data jurnal pembelian dan data buku jurnal khusus
lainnya ke buku besar, dilakukan secara periodik, biasanya pada tiap akhir
bulan .
Bentuk jurnal pembelian biasanya disesuaikan dengan keperluan sehingga
pertimbangan untuk menyediakan bentuk jumal pembelian yang akan digunakan harus
disesuaikan dengan transaksi pembelian kredit yang sering dilakukan. Artinya
akun-akun buku besar yang terkait dengan transaksi pembelian kredit yang sering
terjadi harus disediakan satu. kolom khusus. Misalnya harus ada satu kolom
khusus untuk akun.Utang dagang .Dalam
perusahaan jasa sering dilakukan pembelian perlengkapan secara kredit.
PENGERTIAN
Buku Besar adalah buku yang berisi semua
rekening-rekening (kumpulan rekening) yang ada dalam laporan keuangan.
Buku ini mencatat perubahan-perubahan yang terjadi
pada masing-masing rekening dan pada akhir periode akan tampak saldo dari
rekening-rekening tersebut. Setiap transaksi yang telah dicatat dalam jurnal
akan diposting atau dipindahkan ke Buku Besar secara berkala.
Sumber : http://wahyudialifkecil.blogspot.com/2011/06/siklus-atau-proses-pencatatan-akuntansi.html
d. Siklus Pemprosesan Transaksi
1. SIKLUS PENDAPATAN
Siklus pendapatan adalah rangkaian aktifitas bisnis dan kegiatan pemrosesan
informasi terkait yang terus berlangsung dengan menyediakan barang dan jasa
kepada pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan-penjualan
tersebut.
2. SIKLUS PENGELUARAN
Siklus pengeluaran adalah rangkaian kegiatan bisnis dan operasional pemrosesan
data terkait yang berhubungan dengan pembelian serta pembayaran barang dan
jasa. Tujuan siklus ini adalah untuk meminimalkan biaya total memperoleh dan
memelihara persedian,perlengkapan, dan berbagai layananyang dibutuhkan sebuah
organisasi.
3. SIKLUS PRODUKSI
Siklus produksi adalah rangkaian aktifitas bisnis dan operasi pemrosesan data
terkait yang yang terus terjadi dan berkaitan dengan pembuatan produk.
4. SIKLUS KEUANGAN
Siklus keuangan merupakan sistematika pencatatan transaksi keuangan,
peringkasannya, dan pelaporan keuangan.
Sumber : http://linggaamartha.wordpress.com/2012/11/24/siklus-siklus-pemrosesan-transaksi/